Ngobrolin Buku: Dilan - Milea

10/15/2016

Ngobrolin Buku: Dilan - Milea


Fadil-fadilan - Hello gue Fadil! Halo gue Fadil! Hai gue Fadil! Hola gue Fadil!

http://dominicvin.blogspot.com
Di SMA baru gue, lokasinya di Kabupaten Bogor. Lagi digencarkan program-program yang memperbaiki dan memajukan moral anak bangsa walaupun muridnya sebagian ada yang merasa terbebani. Program yang lagi jor-jornya itu:
1. Menyanyi lagu wajib nasional sebelum mulai KBM, dan
2. Literasi membaca buku (bukan buku pelajaran).

Nah!
Gue setuju banget sama kedua program itu. Terutama program yang kedua, yaitu "literasi membaca buku". Sampai-sampai, dalam kurun waktu 1 minggu atau lebih dikit kali ya, gue udah "ngabisin" tiga novel, yaitu:
1. Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990,
2. Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1991, dan
3. Milea, Suara Dari Dilan.

Yap!
Itu semua buku dari Ayah Pidi Baiq. Gue jadi suka sama penulis yang satu itu. Selain itu, gue juga suka sama Raditya Dika, Dewi Lestari, dan Sam Maulana (BTW mereka semua awalnya blogger loh, termasuk Pidi Baiq. Ya, semoga aja gue juga bisa kayak mereka atau bahkan melebihi mereka. Aamiin). Pidi Baiq ini udah banyak nulis buku dan laris manis juga di pasaran. Kalian bisa search sendiri apa saja karya dari Ayah Pidi Baiq ini. Tapi, yang paling gue suka dari buku-bukunya ya Dilan dan Milea.

Okay!
Karena gue suka banget, sekarang gue mau bercerita tentang buku itu satu persatu.
Ini adalah buku tentang seorang anak muda bernama Dilan murid kelas 2 Fisika yang berusaha mendekati anak baru yang datang dari Jakarta bernama Milea, anak kelas 2 Biologi. Dilan mendekatinya dengan cara-cara yang unik tapi romantis bagi Milea sehingga Milea jatuh hati pada si panglima geng motor tersebut. Buku ini mengkisahkan bagaimana perjuangan Dilan untuk mendapatkannya dari sudut pandang Milea. Hingga akhirnya, Dilan dan Milea bersatu pada tanggal 22 Desember 1990 berlokasi di Warung Bi Eem dengan perjanjian di atas materai.
Buku ini adalah buku lanjutan dari buku Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990. Buku ini bercerita pada saat masa mereka berpacaran hingga mereka berpisah karena terjadi kesalahpahaman. Buku ini sangat menyentuh perasaan, berbeda dengan buku yang sebelumnya. Buku yang sebelumnya sangat mengundang gelak tawa. Buku ini layak diacungi jempol.
Buku ini, bukan lanjutan dari buku Dilan. Tapi, ini adalah jawaban dari segala permasalahan yang muncul di buku Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1991. Karena buku ini dari sudut pandang Dilan. Di sini, kita baru tahu semuanya. Bahwa semua masalah yang timbul hingga menyebabkan mereka berpisah ialah hanya kesalahpahaman semata. Andaikan mereka bisa bersatu kembali, tapi itu semua terlambat karena cerita ini sudah lampau (masa lalu).

Buku Dilan dan Milea ini ada keunikan yang gak dimiliki buku-buku lain. Buku ini punya kalimat yang lucu tapi tetep "ngena" di hati. Berikut contoh kalimat yang gue salin dari buku Dilan-Milea:

“Bismillahirahmannirahiim. Dengan Rahmat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan ini, dengan penuh perasaan, mengundang Milea Adnan untuk sekolah pada: Hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu”

“Suatu hari kamu akan naik motorku Milea, percayalah” 

“Milea, kamu cantik. Tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja”

“Pemberitahuan: Sejak sore kemaren, aku sudah mencintaimu – Dilan!”.

“Informasi:
Daftar orang-orang yang ingin jadi pacarmu:

1. Nandan (Kelas 2 Biologi)
2. Pak Aslan (Guru Olah Raga)
3. Tobri (Kelas 3 Sosial)
4. Acil (Kelas 2 Fisika)
5. Dilan (Manusia)”

“Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, Milea. Karena Nanti, besoknya, orang itu akan hilang!”

“selamat ulang tahun Milea, ini hadiah untukmu, cuman TTS. Tapi sudah kuisi semua, aku sayang kamu, aku tidak mau kamu pusing karena harus mengisinya” 

“sampaikan ke Lia kalau sholat harus menghadap kiblat” 

“malam ini kalau mau tidur, jangan ingat aku ya Lia” 

“mau bicara sama bibi, mau nitip jagain kamu he he he”
 
“eh jangan kenal deh bu, nanti ibu jadi cinta, saingan deh sama aku” 

“nama jalan ini sudah kuganti, jalan Milea. Jalan Milea dan Dilan. Jalan Milea dan Dilan sang peramal. Jalan Milea dan Dilan sang peramal yang semalam mikirin Milea.” 

“harus sealu dekat biar engga perlu kupikirin” 

“aku bingung, kubawa jalan-jalan dulu atau langsung kubalikin ke dealer?” 

“kalau bakso kuah itu bikin aku inget, ke kamu, aku pernah makan bakso kuah sama kamu he he he” 

“heh jangan ketawa, nanti laki laki yang disana jadi suka sama kamu” 

“dagu kamu itu bagus, aku takut tadi ada yang nawar, kalo ditawar seribu juga kemahalan”
 
“Awas yang puya anjing galak”

“bunda, ada debt collector”

“kaya gini aja, masih orisinil, belum dimodif” (waktu ibu Milea penasaran sama Dilan)

“apa ya? Ngga usah repot repot, air zam zam aja bu” 

“masuk yuk, ngga enak nganggurin monyet ha ha ha” (waktu ada Kang Adi di rumah Milea)

“ah cemburu itu hanya untuk orang yang tidak percaya diri, dan sekarang aku sedang tidak percaya diri ha ha ha” 

“kamu tidur, jangan begadang, jangan rindu. Berat, kamu nggak akan kuat, biar aku saja” 

“tolong sampaikan ke ibumu, aku mencintai anak sulungnya” 

“Senakal-nakalnya anak geng motor, Lia, mereka shalat pada waktu ujian praktek Agama”

“Dilan diam. Aku diam. Lalu, kata Dilan:“Kalau dipecat, aku bisa datang ke sekolahmu. Tiap hari,” lanjut Dilan. “Biarin gak sekolah juga. Asal aku bisa antar jemput kamu ke sekolah. Sampai kamu lulus, sampe kamu sukses, naik haji dan mabrur.”

"'Dia itu diam, bukan karena baik.'
‘Karena apa?’
'Karena, gak berani. Karena, takut. Gak siap dimarahin.'
Aku diam.
'Harusnya, dia juga dimarah karena penakut. Dunia butuh orang pemberani. Yes?'
Aku diam.
'Kamu pikir bandel itu gampang? Susah. Harus tanggung jawab sama yang dia udah perbuat,' kata Dilan lagi."

"'Gimana, ya?' Dilan bagai mikir. 'Dulu, waktu kecil,' Dilan mengenang. 'Aku nyuruh Disa ngambil tas di kamar. Terus, si Bunda bilang, jangan nyuruh-nyuruh, katanya, kerjain sendiri.'
'Itu, sih, negur, bukan marah.'
'Iya. Nah, waktu si Bunda nyuruh aku shalat, aku jawab aja: Bunda, jangan nyuruh-nyuruh! Kerjain sendiri.'"
http://draydreamer.blogspot.com
Alright!
Cukup segitu dulu ngobrolin bukunya. Kita akhiri artikel yang penuh dengan omong kosong ini. Terima kasih udah mau baca dan ngeluangin waktunya buat sesuatu yang gak ada manfaatnya di Blog gue ini.

Iki malam minggu loh rek, gak mlaku-mlaku a? Oh iyo lali aku, lek kon iku JOMBLO.

Don’t forget to comment and share it!
Bye.
Superhero.

16 comments :